ANDA pasti familiar dengan istilah “Quick Count” saat hari pemungutan suara. Pada pemilu 2019 lalu, beredar hoaks tentang quick count palsu yang berusaha memenangkan Paslon tertentu, dan ada juga yang menganggap bahwa quick count merupakan bentuk kecurangan hasil pemilu. Untuk mengetahui secara komprehensif, mari sama-sama kita mengetahui tentang quick count lebih dalam. Quick Count atau penghitungan suara cepat merupakan metode penghitungan suara dari ribuan tempat pemungutan suara (TPS) yang telah dipilih secara acak (Asyifa, 2023). Lalu, bagaimana dengan hasilnya? Menurut Assyifa, hal ini bersifat prediksi berdasarkan fakta bukan opini. Jadi hasil quick count bukan merupakan rekayasa, melainkan merupakan hasil data riil yang ada di lapangan.

Secara prakteknya, quick count di Indonesia diselenggarakan oleh lembaga survei dan bukan dilakukan oleh KPU. Ruang lingkup kerja ini sekaligus mematahkan argumentasi jika ada yang menganggap jika quick count didesain untuk memenangkan kubu tertentu, karena hasil quick count tidak bisa mengintervensi hasil pemilu sesungguhnya yang direkap secara bertahap dari tingkat TPS ke nasional. Kita pasti juga penasaran tentang seberapa akurat sebenarnya quick count ini? Quick count memiliki margin error sebesar 1-2% (Dirga Ardiansa, 2014).

Kita perlu tahu, mengapa kira-kira hoaks quick count ini mudah menyebar di hari pemungutan suara:

Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang mekanisme quick count dalam pemilu; Fanatisme para calon pendukung presiden yang tidak siap menerima hasil perhitungan menyatakan bahwa jagoannya dinyatakan kalah unggul dari calon lain.

Dalam sudut pandang politik, ada sebuah pernyataan dan analisis yang penting kita perhatikan dalam memandang quick count. Sebuah artikel yang diterbitkan oleh Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia, mengulik posisi strategi quick count sebagai pemicu para elit melakukan manuver. Bukan sekadar memenuhi rasa penasaran masyarakat terhadap pemenang pemilu, tetapi jeda kondisi antara ilusi kepastian dalam ketidakpastian yang digunakan elit untuk saling tawar. Jadi jangan sampai kita yang terpecah belah hanya karena kepentingan elit politik.

Perlu diingat bahwa quick count hanya metode penghitungan cepat alternatif untuk melihat gambaran umum pemilu, walau dalam beberapa penelitian menunjukkan akurat, namun hasil rekapitulasi KPU merupakan sumber mutlak yang akan menetapkan pemilu sebenarnya.*