TAPTENG - Ketua Partai Gerindra Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara beserta saksi melaporkan kecurangan pemilu, yang terjadi pada tanggal 14 Februari 2024 kemarin. Ketua DPC Partai Gerindra Tapanuli Tengah, Azmi Simatupang mengatakan, pihaknya keberatan dengan hasil pemilu yang terjadi di Kecamatan Badiri, Tapteng.

Menurut Azmi ada beberapa TPS disinyalir melakukan kecurangan, sehingga pihaknya telah mengumpulkan bukti-bukti kecurangan tersebut.

"Ada dugaan selisih penjumlahan perolehan suara yang sah dan juga penggunaan suara sah ditambah dengan penggunaan surat suara yang digunakan," kata Azmi, Jumat (23/2/24) siang.

Pihaknya meminta Bawaslu Tapteng melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, bahwa dalam pelaksanaan pemilu apa yang dilaporkan segera di proses.

Ditanya soal kecurangan di dapil 2 dan berapa banyak TPS?, Azmi katakan ada sebanyak 7 TPS disinyalir ditemukan kecurangan.

"Sudah kami sampaikan dengan bukti-bukti nya. Tentunya kita melaporkan ini tentu ada buktinya soal selisih suara," katanya lagi.

Pihaknya meminta agar pemilu di Kabupaten Tapanuli Tengah bisa transparan dan terbuka mengedepankan jujur dan adil.

Ditanya soal saksi dari Partai Gerindra mendapatkan intimidasi, Ketua Gerindra Tapteng katakan.

"Tadi kami dapat informasi bahwa saksi kami di kantor camat Badiri yang mengikuti rapat rekapitulasi penghitungan suara di PPK diminta untuk menghapus foto dan video dan nanti kami juga akan menanyakan kepada saksi kami kembali," jelasnya.

Ditanya siapa yang mengancam?, ketua Gerindra Tapteng belum bisa menyebutkan secara rinci mereka meminta biarlah KPU sendiri nanti yang mengkaji kasus tersebut.

Sementara, Tim Kampanye Nasional (TKN) Partai Gerindra, Syamsuddin Waruwu menyampaikan, bahwa temuan di setiap beberapa TPS yang ada di Badiri telah disampaikan ke Bawaslu Tapteng.

"Jadi harapan kami kepada Bawaslu Kabupaten Tapanuli Tengah dari Partai Gerindra. Bagaimana ini akan dihitung ulang atau penghitungan ulang kita tidak mau ada kecurangan kita mau jujur dan adil," ujar Syamsuddin.

"Saya dari Partai Gerindra Koordinator Dapil 9 Sumatera Utara berharap agar Bawaslu dapat memproses pengaduan kami mulai dari kejadian kerusuhan kemarin," katanya.

Dijelaskannya kericuhan kemarin bahwa Saksi Gerindra meminta kotak suara agar dibuka untuk disaksikan bersama sama.

"Ternyata penyelenggara disitu tidak menerima makanya terjadilah keributan, makanya kami membawa bukti-bukti ke Bawaslu Tapteng. Kami dari partai Gerindra merasa dirugikan mulai dari DPR RI, DPR Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota," pungkasnya.