MEDAN - Pasca sejumlah guru besar, rektor dan dosen dibeberapa wilayah melakukan gerakan petisi atas lemahnya demokrasi di negeri ini, kini gerakan moral juga dilakukan yang terdiri dari beberapa guru besar, dosen dan alumni Universitas Sumatera Utara (USU), Senin (5/2/2024) di Gedung Pancasila USU. Mereka menyampaikan keprihatinan dan pernyataan sikap terkait keadaan bangsa dan negara saat ini. Mereka mengungkapkan keresahan mereka terhadap berbagai gejala yang berkaitan dengan rusaknya nilai-nilai etika dan perilaku dalam sistem kehidupan politik yang sedang berlangsung di Indonesia.
 
Dalam pernyataan sikap yang disampaikan, Gerakan Moral menekankan beberapa poin penting.
 
"Hal ini sebagai upaya menjaga keutuhan hidup berbangsa dan bernegara serta menjaga suasana tertib, aman, dan damai selama dan setelah pelaksanaan pemilu," kata Guru Besar Fakultas Hukum USU Prof. Dr. Ningrum Natasya Sirait, S.H., M.Li.
 
Adapun tiga poin penting yang disampaikan Guru Besar USU dibacakan Prof. Ir. Nurlisa Ginting M.Sc., Ph.D
 
Pertama, mereka mendesak Presiden Republik Indonesia dan seluruh jajarannya dari pemerintah pusat hingga daerahnya untuk bersikap netral dalam pelaksanaan Pemilihan Umum 2024. 
 
Selanjutnya, Gerakan Moral juga mengingatkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) serta seluruh jajaran mereka untuk tetap menjaga netralitas, kejujuran, keadilan, dan mencegah terjadinya kecurangan dalam pemilu mendatang. Hal ini penting agar proses pemilu berjalan dengan transparan dan akuntabel.
 
Tidak hanya itu, gerakan ini juga mengimbau TNI dan Polri agar tetap netral dan bekerja secara profesional serta maksimal dalam menjaga keamanan dan ketertiban selama pelaksanaan pemilu. 
 
Dalam situasi yang semakin memanas dalam dunia politik, peran TNI dan Polri sangat penting untuk menjaga stabilitas keamanan dan menjamin kelancaran pemilu.
 
Pernyataan sikap gerakan moral ini disampaikan sebagai bentuk keprihatinan dan dukungan mereka terhadap keutuhan bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia.
 
Mereka berharap agar poin-poin yang disampaikan dapat diimplementasikan dengan baik demi terwujudnya pemilu yang adil, transparan, dan demokratis.
 
"Kita sangat berharap hal ini dapat dilaksanakan untuk keutuhan berbangsa dan bernegara persatuan Republik Indonesia tercinta. Semoga apa yang kita sampaikan ini dapat didengar oleh pihak pihak yang saat ini menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan pemilu," tutupnya.
 
Sementara itu, dijelaskan juga dilaksanakannya pembacaan petisi di Gedung Pancasila karena di tempat itu terdapat nilai-nilai yang sakral.