MEDAN - Menyambut pelantikan pengurus DPD Partai Demokrat Sumatera Utara 2022 - 2027, partai berlambang mercy menyelengarakan lomba mural yang bertajuk 'nyatakan muralitas politikmu', Senin (9/5/2022) di Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Bintang Muda Indonesia (BMI) Jalan SM Raja Medan. Ketua Panitia Lomba Mural, Ibrahim Marpaung menjelaskan, lomba ini dilakukan sebagai langkah memberikan wadah kepada pelukis dalam berkreasi. 
 
"Ini adalah cara kita bagaimana mengembangkan bakat maupun kreativitas anak anak muda kita di Sumatera Utara," ujar Ibrahim. 
 
Lomba ini juga, sambung Ibrahim, bertujuan untuk melihat tentang bagaimana politik di Sumut yang dituangkan dalam sebuah karya mural. 
 
"Untuk peserta sendiri ada sebanyak 30 orang, baik dari Kota Medan, Nias Selatan, Binjai, Langkat, Deli Serdang, tapi kebanyakan dari Medan," jelasnya. 
 
Di lomba ini, urainya, peserta diberikan kebebasan dalam berkarya yang meliputi ekonomi, sosial, maupun politik di Sumatera Utara. 
 
Bahkan, kata Ibrahim, Ketua Demokrat Sumut, Lokot Nasution sempat menyambangi Sekretariat BMI Sumut untuk memberikan semangat kepada peserta lomba. 
 
"Untuk juri sendiri itu dari DPD Demokrat Sumut. Jadi, sebagaimana yang disampaikan Ketua Demokrat Sumut Abangda Lokot Nasution, lomba mural ini bertujuan dan ingin menyampaikan bahwa di Sumut ini bukan hanya ada musisi saja, tapi seni lukis seperti mural ini juga ada. Jadi tidak hanya ada Judika saja, tapi pelukis juga ada di kota ini," tambahnya. 
 
Batara Wisnu dan Tameng Demokrat
 
Bicara tentang wayang Jawa Tengah, sebagian orang mungkin akan teringat Pandawa dan Punakawan. Selain tokoh-tokoh tersebut, ada tokoh lain yang nggak kalah hebat dari mereka yaitu Batara Wisnu. 
 
Batara Wisnu adalah anak dari Sang Hyang Manikmaya dan Dewi Umayi. Sebagai anak raja Tribuana, Batara Wisnu bukanlah putra mahkota satu-satunya.
 
Dia memiliki lima saudara, yaitu Batara Sambo, Batara Brahma, Batara Indra, Batara Bayu, dan Batara Kala. Fisiknya yang hitam menjadi simbol keabadian. Dalam mitologi Jawa, Batara Wisnu juga menjadi Dewa Keadilan dan Kesejahteraan.
 
Sebagai dewa, Batara Wisnu beberapa kali memerangi musuhnya dengan menjelma sebagai sosok lain. Ketika berhadapan dengan raksasa Hargragiwa yang mencuri kitab Weda, dia menjelma sebagai Matswa (ikan). Ketika berhadapan dengan Prabu Hiranyakasipu, dia menjadi Narasingha (manusia berkepala harimau). 
 
Cerita ini pula yang menginspirasi Herdi, salah seorang pemural untuk menuangkan idenya dalam seni lukis. 
 
"Konsep yang saya buat adalah Batara Wisnu. Dia adalah tokoh pewayangan yang memiliki kesaktian," ujar Herdi. 
 
Herdi juga menerangkan, sosok Wisnu ini adalah sosok tokoh yang membela kebenaran dan melindungi rakyatnya. 
 
"Di sini saya buat tameng dengan logo Demokrat yang dipegang Wisnu. Kesimpulannya, Demokrat inilah yang menjadi tameng Wisnu untuk melindungi masyarakat dan negaranya," urainya.